Layanan Tiket Pesawat Murah, Booking dan Cetak Sendiri Tiketnya

CARA MUDAH BERBISNIS TIKET PESAWAT

Apakah anda sudah siap untuk Bergabung??

Bergabung? silahkan klik disini

Selasa, 13 Desember 2011

‘Bom Waktu’ Itu Bernama Juanda

Kegembiraan sedang direguk Bandara Internasional Juanda Surabaya karena meraih penghargaan Bandara Terbaik se-Indonesia versi Majalah Bandara dan Penghargaan Menteri Negara BUMN sebagai `Best Airport`. Meski demikian, pengelola Juanda diingatkan untuk tidak 'mabuk' gelar karena kenyataannya ada 'bom waktu' yang terus berdetak dan siap meledak.

Overload terminal penumpang dan landasan pacu membuat wajah Juanda bak 'Joyoboyo' (terminal lyn/angkot Surabaya yang semrawut,Red). Penumpang klesetan di lantai, antrean di ruang tunggu VIP hingga delay menjadi pemadangan tiap hari.

Bahkan, jangan kaget bila suatu saat penerbangan distop total. Sebab di dalam setahun ini sudah empat kali terjadi pengelupasan landasan. Langkah perbaikan pun dilakukan dengan melebarkan bandara ke Bandara Juanda lama di sisi Selatan. Sayangnya menurut kalangan pengamat itu bakal sia-sia karena hanya akan bertahan maksimal 5 tahun.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 6,5%  lebih cepat seperti tren pertumbuhan di Asia. Selama infrastruktur jalan darat belum memadai, saya khawatir setelah pembangunan terminal 2 Juanda  tidak akan membantu banyak dalam menyelesaikan kepadatan Juanda yang ada saat ini sudah dalam fase kritis," ujar Pengamat Dirgantara, Dudi Sudibyo ketika dihubungi, Jumat (9/12). Sekadar diketahui Bandara Awrad berlangsung di Jakarta, Rabu (7/12) malam.

Pembangunan terminal 2 bandara lama Juanda yang diresmikan dengan pemancangan tiang pertama Kamis (01/12) lalu bukan solusi yang tepat untuk mengatasi over capacity. Jumlah pengguna moda transportasi udara dari tahun ke tahun meningkat hingga menyebabkan penumpang maskapai membludak.

Apalagi, maskapai penerbangan berbiaya murah atau low cost carrier (LCC) terus bertambah. Dalam beberapa tahun ke depan, lalu lintas makin sesak karena maskapai penerbangan Lion Air membeli 230 pesawat Boeing senilai 21,7 miliar dollar atau sekitar Rp 195 triliun dan diap terbang ke semua titik, tentunya JUanda menjadi salah satu tujuan 'favoritnya'.

Dudi pun meramalkan, selama kurun waktu kurang dari lima tahun, pembangunan terminal 2 bandara Juanda akan overload juga. Apalagi, Surabaya sebagai kota kedua setelah Jakarta pertumbuhan perekonomiannya bergerak dengan pesat.

Sejak diresmikan pada tahun 2007 lalu, bandara Juanda baru di sisi Utara yang dibuat dengan kapasitas 6,5 juta penumpang per tahun sudah melebihi kapasitas. Data PT Angkasapura (AP) I menyebutkan rata-rata pertumbuhan arus penumpang di Bandara Juanda mencapai 7%-10% per tahunnya. Pada tahun 2009, volume penumpang di bandara Juanda mencapai 10,63 juta orang. Adapun traffic pesawat pada 2009 mencapai 94.066 unit.

Sedangkan pada tahun 2010 volume penumpang di bandara juanda mencapai sekitar 11,5 juta orang, padahal kapasitas ruang tunggu penumpang bandara Juanda baru hanya 6,5 juta orang pertahun. Rata-rata lalu lintas pesawat di bandara Juanda tiap harinya sebanyak 250 unit.

Dudi menambahkan, pemerintah harus mencari tempat alternatif baru agar lack of capacity atau kekurangan daya tampung penumpang bandara segera teratasi selama 20 tahun ke depan. Dia menyebutkan, salah satu langkah yang terbukti berhasil di negara lain adalah pembangunan bandara baru sebagai pendamping bandara Juanda. Di Jawa Timur Madura menjadi wilayah yang tepat.

Menurut dia, Madura adalah wilayah yang berdekatan dengan Surabaya dan mempunyai kemudahan transportasi karena ditunjang oleh Jembatan Suramadu yang menghubungkan antara 2 wilayah, yakni pulau garam dengan Kota Surabaya. "Selain itu, secara geografis Madura mempunyai kondisi tanah yang landai serta tidak berbukit sehingga sangat cocok untuk dibangun bandara,"sambungnya.

Di kota-kota besar di Asia, kata Dudi, terdapat lebih dari satu bandara untuk melayani penumpang. Dia mencontohkan di kota Bangkok, Thailand terdapat 2 bandara yaitu Don Mueang Airport yang khusus melayani penumpang domestik dan Suyarnabhumi Airport untuk penumpang internasional.

"Seharusnya pemerintah mencontoh negara-negara besar yang memiliki 2 bandara. Dengan keberadaan 2 bandara, kepadatan penumpang akan terurai. Karena saat ini secara keseluruhan di bandara-bandara kota besar di Indonesia jumlah penumpang pesawat sudah mencapai 160 juta orang per tahun,"ujarnya.

Sekadar menginformasikan, Bandara Juanda memiliki panjang landasan 3.000 meter dengan luas sebesar 51.500 m², atau sekitar dua kali lipat dibanding terminal lama yang hanya 28.088 m². Bandara yang beroperasi saat ini dilengkapi dengan fasilitas lahan parkir seluas 28.900 m² yang mampu menampung lebih dari 3.000 kendaraan. Bandara tersebut mampu menampung 6 juta hingga 8 juta penumpang per tahun dan 120.000 ton kargo/tahun.

Namun, hingga November tahun ini, jumlah penumpang bandara Juanda sudah melebihi kapasitas yang mencapai 12 juta penumpang. Jika bertepatan dengan libur nasional, dipastikan tiap harinya akan terjadi delay karena traffic kedatangan pesawat yang begitu padat. Dalam sehari, jadwal penerbangan di bandara Juanda bila musim libur mencapai 400-450 flight.

Pembangunan terminal 2 bandara juanda lama setelah lama mangkrak diprediksi bisa sedikit membantu mengurai kepadatan yang ada di bandara Juanda saat ini. Pembangunan dengan nilai investasi Rp 380 miliar ini ditargetkan bisa rampung dalam waktu sebelas bulan atau bulan November 2012.

Kapasitas tampung lapangan parkir mobil terminal 2 sebanyak 500 unit untuk mobil dan 300 unit untuk motor. Sedangkan pada terminal 1 mampu menampung 1.333 unit mobil dan 900 unit motor. Selain terminal 2 juanda, pemerintah telah menyiapkan dana sebesar Rp 2,5 triliun untuk pengembangan bandara internasional lainnya. Diantaranya bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta, bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, bandara Sepinggan Balikpapan, bandara Internasional Lombok Nusa Tenggara Barat.dan bandara Kuala Namu Medan.
(Surabaya Post Online)


SUPPORT BY






Tidak ada komentar: